Big Data akan Menjadi Resource Penting untuk Memenangi Pemilu 2024

Untuk memenangi sebuah kontestasi politik, seseorang harus mampu menjadi sosok yang menjual baik dari sisi kapasitas, popularitas maupun elektabilitas. Tetapi kemajuan teknologi menuntut sang politisi untuk juga menengok pentingnya peran IT, khususnya big data untuk mendukung kiprahnya.

Data menjadi hal yang penting di era digital saat ini. Semua hal dan referensi semua orang dapat tersaji secara mudah dengan data, baik itu cara berbelanja, cara berpergian, apa yang lagi trend, status sosmed, bahkan sampai pada referensi pemilih terhadap seorang kandidat.

Semua itu berguna untuk menganalisa banyak hal. Inilah mengapa big data akan menjadi resource sangat berharga pada kontetasi pemilu 2024.

Pada pemilu 2024, para kandidat akan memanfaatkan big data untuk membaca para pemilih mengenai isu yang menjadi perhatian, tingkat keterpopuleran, daerah mana yang menjadi undecided voter besar, dan konten apa yang sesuai dengan masing-masing kelompok masyarakat.

Penggunaan big data dengan baik jelas dapat mengubah peta politik dengan sangat mudah. Segala isu yang terkait pemilih dapat dilihat secara real time dan nyata.

Pada pemilu 2016 di Amerika Serikat penggunaan big data mampu membuat Trump memenangkan pemilihan Presiden. Lewat lembaga Cambridge Analytical, Trump mampu membuat para swing voter di tiap-tiap distrik beralih kepadanya dengan membaca melalui big data yang ada di tiap-tiap distrik.

Belajar dari strategi Trump tersebut, penggunaan big data untuk pemenangan pemilu di Indonesia semakin disadari para politisi. Pengguna internet Indonesia sudah semakin besar sehingga akan menguntungkan bagi para kandidat yang memiliki akses big data ini. Perkembangan ini jelas mempengaruhi para politisi dalam menyusun strategi pemenangan di pemilu 2024 mendatang. Maka pada pemilu 2024 jelas akan terjadi perang penggunaan big data, kemenangan seorang politisi akan ditentukan seberapa baiknya mereka mengolah big data tersebut menjadi informasi yang akurat.

Dengan big data, seorang politisi bisa mendapatkan informasi sedetail mungkin terkait pemilih. Big data dapat membaca peta demografi suatu wilayah lebih detail: apakah wilayah tersebut banyak golongan muda atau tua.

Selain itu, big data mampu membaca psikologis pemilih terkait apa yang menjadi keresahan di setiap-setiap daerah. Hal ini sangat berguna bagi para politisi untuk melemparkan isu apa yang ingin dibicarakan ke publik. Dengan menggunakan big data, kita bisa melihat pandangan politik hingga konsumsi media apa yang paling banyak digunakan di suatu wilayah.

Data dan informasi yang dikumpulkan para analis bisa menentukan wilayah atau dapil mana yang berpotensi menjadi pendulang suara, atau wilayah mana yang memiliki swing voter. Cara politisi merespon setiap daerah tentu akan berbeda karena sasaran masyarakatmya juga berbeda sesuai apa yang menjadi kebutuhan. Hal seperti ini dikenal dengan microtargeting.

Dengan adanya big data, kampanye akan menjadi semakin rasional karena sajiannya berdasarkan data bukan hanya sekedar klaim-klaim yang tak mendasar.

Penggunaan big data yang baik akan dapat mengubah demokrasi Indonesia. Para konsultan politik dan lembaga survei harus mampu beradaptasi untuk menggunakan tekonologi ini. Pada hal yang signifikan, big data mampu mereduksi peran-peran tokoh agama dan tokoh masyarakat serta klenik-klenik mitos lainnya. Perusahaan-perusahaan teknologi yang memiliki big data ini akan menjadi poros demokrasi baru.

Pada akhirnya nanti, big data mampu menjadi mantra yang memiliki kekuatan untuk mendapatkan kekuaasaan di pemilu 2024. Semoga…

Sumber: wargamuda